Sekolah KAMI
Minggu, November 30, 2008
Dilema Budaya Bugis-Makassar Mencegah HIV/AIDS
Seiring dengan perkembangan zaman dan pesatnya kemajuan teknologi informasi serta mewabahnya konsumerisme khususnya di Sulawesi Selatan, maka arus masuknya budaya luar tak tertahankan.
Pergeseran pola pikir pun terjadi dalam lingkup masyarakat Sulawesi Selatan.
Ternyata perkembangan di bidang ekonomi tersebut, menurut pengamat budaya, Fecky Librian, dibarengi dengan pengrusakan nilai-nilai budaya yang sebelumnya dijunjung tinggi masyarakat Sulsel. Degradasi nilai budaya itu pun telah menjadi salah satu faktor non-teknis dalam penyebaran wabah global yang hingga hari ini belum ditemukan upaya pengobatannya.
"Di ibukota Sulsel misalya, dimana pusat perbelanjaan dan hiburan berkembang pesat tak pelak menjadikan Sulsel sebagai sasaran empuk masuknya pengaruh dari luar," tambah Fecky.
Wabah ini yaitu HIV/AIDS, dimana Sulsel mejadi salah satu daerah wabah di Kawasan Timur Indonesia. "Dari fenomena ini, diharapkan budaya daerah Bugis-Makassar yakni Siri' dapat menjadi benteng pertahanan diri masyarakat Sulsel," katanya.
Namun, tambah Fecky, Siri’ pulalah yang menjadi 'penghambat' dalam upaya pemerintah, LSM, dan organisasi lain yang berupaya untuk melakukan pencegahan penyebaran HIV/AIDS.
"Pembicaraan menyangkut penggunaan kondom, hubungan seks yang aman, dan pencegahan narkoba dengan penyuluhan-penyuluhan dianggap melanggar batas-batas wilayah Siri’ tadi," jelasnya.
Jika dalam suatu masyarakat, tambahnya, diadakan penyuluhan hubungan seks secara aman, maka masyarakat urung untuk mengikutinya dengan dalih masih punya Siri’ atau tidak ingin wilayah privasinya dilanggar.
Tapi ini menjadi hal yang bertolak belakang dengan melihat angka kejadian perilaku seks yang menyimpang di Sulsel. Siri’ seakan dilupakan ketika mereka berperilaku seks bebas, namun Siri’ pulalah yang dijadikan alasan untuk tidak mencoba mengetahui upaya pencegahan penyebaran HIV/AIDS yang lebih besar.
Menurut Fecky, Siri’ dapat menjadi senjata kita untuk mencegah tersebarnya HIV/AIDS dengan menempatkannya pada tataran nilai yang benar. Yaitu sebagai pertahanan diri untuk mengatakan tidak pada perilaku seks menyimpang dan penyalahgunaan Narkoba.
"Siri’ harus disingkirkan ketika kita memberikan pengetahuan tentang upaya pencegahan penyebaran HIV/AIDS dengan cara apapun," jelasnya.
Jadi kesimpulannya, bagaimana menempatkan segala sesuatu tersebut pada tempat yang sebenarnya sehingga tidak menjadi penghambat, melainkan menjadi faktor pendukung untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS.
Unforgetable Moment at Surabaya..
ni lg coffee break,,, foto dulu,deh... ( Lia yg jas biru tua, and intan yang jas biru muda,, yg di tengah siapa,ya??? yg pastinya delegasi UNHAS,,, katanya namanya ANA.. ^-^, cemangat!!! BUKTIKAN MERAHMU!!!)
uuu... Liat apaan,tuh??? ni lokasinya di depan asrama... sebelum brangkat city tour...
Lokasi foto : MUSEUM TARUNA AKABRI BAGIAN LAUT, Surabaya.
coba baca tulisan yang terukir di batu bawah kapal... ni tulisannya;
-dEngan semboyan "Merdeka atau Mati" , pada tanggal 28-1-1947 pasukan markas pertahanan A.I.R.L XI daerah III Pangkalan seberang telah mengadakan Ekpedisi Laut ke Sulawesi Selatan dalam rangka konsolidasi kesatuan angkatan laut di Luar Jawa
Perahu inilah merupakan saksi dan sebagai bukti sarana lintas laut tanpa menunggu bantuan dari luar, hanya dengan modal ;
"PERCAYA PADA DIRI SENDIRI"
tugas Negara dapat dilaksanakan.-
Luar biasa,ya... semangat para pahlawan kita terdahulu patut kita contoh...
ini dia... slogannya kota SURABAYA... - ikan SURA dan BUAYA... keren,juga...
Sabtu, November 29, 2008
aGa kaReba??? baji-baji ji...
mba Hesty : Mba aNa, ajarin kita-kita bahasa makassar,dong.. apa aja.deh...
aNa : gini, kalo aq bilang "aga kareba..?" teman -teman jawabnya "baji-baji ji..." ok?
teman-teman yg lain : ok...
aNa : aga kareba???
teman-teman : Baji-baji ji...
aNa : jadi, "aga" artinya = apa,, "kareba" artinya = kabar...
"baji-baji" artinya baik-baik... "ji" hanya aksen tambahan yg artinya saja... baji-baji ji= baik-baik saja... yah, gitu aja,ya...
(sebenarnya, saya juga bingung mau jawab apa.. soalnya saya bukan suku asli makassar.. saya, mah bugis tulen... bugis pinrang,, bukan bugis mks... tapi untungnya,saya pernah dengar kata "aga kareba"... jadi, dari pada malu-malu'in.. yah itu aja yang ku ajarkan ke teman-teman..)
sejak saat itu.. kalimat "aga kareba??" menjadi trend di sela-sela kegiatan LKMM... banyak teman-teman yg suka dengan aksennya.. mudah dihafal dan lucu, katanya...
delegasi UNHAS memang yang terbanyak... (8 orang,, n alhamdulillah, semuanya dibiayai dari FK..) sedang teman-teman yang lain ada yang brangkat dengan uang pribadi.. karena terhambat masalah dengan birokrasi di institusi mereka..
tidak hanya itu.. kami, delegasi UNHAS sangat khas dengan gaya bicara kami yang penuh semangat... beda dengan teman-teman dari jawa yang lebih tenang dalam berbicara... ya... makassar memang pantas dijuluki "ayam jantan dari timur"...
"UNHAS,, BukTIKAN MERAHmU!!!"
Kami memang sedikit menonjol.. (maaf bukannya sombong... ini dijadikan motivasi saja,ya...) selain karena Sekretaris Jenderal/ Sekjend ILMIKI 2007-2009 adalah Kanda Aso (Andi Baso Tombong, Ners PSIK UNHAS 2004), juga setelah melalui seleksi secara voting.. Kanda Anto... Ners PSIK UNHAS 06 terpilih sebagai Kepala Suku (nama lain dari ketua kelas)..
dalam berbagai kesempatan berbicara,, gaya berbicara delegasi-delegasi dari Sulawesi memang khas iramanya.. tentunya dalam forum, kami juga tetap memakai bahasa indonesia yg baik dan benar,, hanya dengan irama dan style berbicara yang khas..
sebagai hasilnya... setelah menjalani hari-hari yang berkesan bersama teman-teman mahasiswa ners delegasi dri 19 institusi di seluruh indonesia,,alhamdulillah,, kami lulus dengan nilai memuaskan yang tertulis di sertifikat LKMM kami...
kami pulang membawa amanah..
ilmu... dan
semangat baru...!
Keep on spirit!!!
ILMIKI is mine!
Nersing is mIne,too!
mY SweeT meMory.. LKMM NASIONAL ILMIKI 2008 (19-23 November 08 at UNAIR Surabaya)
HIDUP MAHASISWA!! Kalimat inilah yang sering kami kumandangkan dengan penuh semangat!
Kami mengikuti LKMM NAsional membawa nama baik institusi kami masing-masing.. tapi di sana, kami menjadi SATU dalam Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia... Kebersamaan kami tak akan terlupakan... miz u all my friends...
ni foto diambil di asrama mahasiswa UNAIR.. sebelum brangkat city tour.. kita sdg nunggu busnya datang..
yah,,, delegasi UNHAS yang pake almamater MERAH tentunya... yang almamater hijau itu delegasi dari UIT Makassar.. yang kemeja coklar itu, pak arif, Sekretaris Umum PPNI Pusat.. dan sebelahnya yang memakai jaket ILMIKI,, (teman-teman di Ners UNHAS pasti sudah kenal) ya, Kanda Andi. Baso Tombong,, atau yang akrab disapa Kak Aso...
ini foto waktu sdg games di sela materi "wHo am I".. seruw dan menantang...
wah.. after diskusi publik.. kita foto-foto lagi... narZiz, emang... tetap solid,men!!
Cool... I like this picture... ini idenya Kak Aso... lokasinya di depan monumen pahlawan Surabaya... Skali lagi.. "HIDUP MAHASISWA!!"
selvi dan aNa di depan monumen Pahlawan..
ni foto di dalam museum pahlawan...
Peran ILMIKI dalam Mengawal Pengesahan RUU Keperawatan di Indonesia
Keperawatan merupakan salah satu dalam dunia kesehatan. Sebagai profesi, tentunya pelayanan yang diberikan harus profesional, sehingga para perawat/ ners harus memilki kompetensi dan memenuhi standar praktik keperawatan, serta memperhatikan kode etik dan moral profesi agar masyarakat menerima pelayanan dan asuhan keperawatan yang bermutu.
Saat ini 40% - 75% pelayanan di rumah sakit merupakan pelayanan keperawatan (Swansburg, 1999).Hal ini dikarenakan telah terjadi pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dari model medikal yang menitikberatkan pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan ke paradigma sehat yang lebih holistik yang melihat penyakit dan gejala sebagai informasi, bukan sebagai fokus pelayanan (Cohen, 1996).
Berdasarkan hasil penelitian Direktorat Keperawatan dan PPNI mengenai kegiatan perawat di Puskesmas, ternyata lebih dari 75% dari seluruh kegiatan pelayanan adalah kegiatan pelayanan keperawatan (Depkes, 2005).
Dari sini kita dapat menyadari bahwa perawat berada pada posisi kunci dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masayarakat, sehingga diperlukan suatu regulasi yang jelas dalam mengatur pemberian asuhan keperawatan dan perlindungan hukum pun mutlak didapatkan oleh perawat.
Tetapi bila kita lihat realita yang ada, dunia keperawatan di Indonesia masih memprihatinkan. Fenomena “(gray area)” pada berbagai jenis dan jenjang keperawatan yang ada maupun dengan profesi kesehatan lainnya masih sulit dihindari.
Berdasarkan hasil kajian (Depkes & UI, 2005 ) menunjukkan bahwa terdapat perawat yang menetapkan diagnosis penyakit (92,6%), membuat resep obat (93,1%), melakukan tindakan pengobatan di dalam maupun di luar gedung Puskesmas (97,1%), melakukan pemeriksaan kehamilan (70,1%), melakukan pertolongan persalinan (57,7%), melaksanakan tugas petugas kebersihan (78,8%), dan melakukan tugas admisnistrasi seperti bendahara, dll (63,6%).
Pada keadaan darurat, “(gray area)” sering sulit dihindari.Dalam keadaan ini, perawat yang tugasnya berada di samping klien selama 24 jam sering mengalami kedaruratan klien sedangkan tidak ada dokter yang bertugas. Hal ini membuat perawat terpaksa melakukan tindakan medis yang bukan merupakan wewenangnya demi keselamatan klien.Tindakan yang dilakukan tanpa ada delegasi dan petunjuk dari dokter, terutama di Puskesmas yang hanya memiliki satu dokter yang berfungsi sebagai pengelola Puskesmas, sering menimbulkan situasi yang mengharuskan perawat melakukan tindakan pengobatan. Fenomena ini tentunya sudah sering kita jumpai di berbagai Puskesmas terutama di daerah-daerah terpencil.
Dengan pengalihan fungsi ini, maka dapat dipastikan fungsi perawat akan terbengkalai, dan tentu saja hal ini tidak mendapatkan perlindungan hukum karena tidak dapat dipertanggungjawabkan secara professional.
Kemudian fenomena melemahnya kepercayaan masyarakat dan maraknya tuntutan hukum terhadap praktik tenaga kesehatan termasuk keperawatan, sering diidentikkan dengan kegagalan upaya pelayanan kesehatan. Padahal perawat hanya melakukan daya upaya sesuai disiplin ilmu keperawatan.
Beberapa kenyataan di atas, jelas bahwadiperlukan suatu ketetapan hukum yang mengatur praktik keperawatan dalam rangka menjamin perlindungan terhadap masyarakat penerima pelayanan asuhan keperawatan serta perawat sebagai pemberi pelayanan asuhan keperawatan. Hanya perawat yang memenuhi persyaratan yang mendapatkan izin melakukan praktik keperawatan.
Untuk itu diperlukan Undang-undang Praktik keperawatan yang mengatur keberfungsian Konsil Keperawatan sebagai badan regulator untuk melindungi masyarakat. Fungsi Konsil keperawatan, sebagai Badan Independen yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden, yakni mengatur sistem registrasi, lisensi, dan sertifikasi bagi praktik perawat (PPNI, 2006).
Dengan adanya Undang-undang Praktik Keperawatan maka akan terdapat jaminan terhadap mutu dan standar praktik, di samping sebagai perlindungan hukum bagi pemberi dan penerima asuhan keperawatan.
Saat ini desakan dari seluruh elemen keperawatan akan perlunya UU Keperawatan semakin tinggi. Uraian di atas cukup menggambarkan betapa pentingnya UU Keperawatan tidak hanya bagi perawat sendiri, melainkan juga bagi masyarakat selaku penerima asuhan keperawatan. Sejak dilaksanakannya Lokakarya Nasional Keperawatan tahun 1983 yang menetapkan bahwa keperawatan merupakan profesi dan pendidikan keperawatan berada pada pendidikan tinggi, berbagai cara telah dilakukan dalam memajukan profesi keperawatan.
Pada tahun 1989, PPNI sebagai organisasi profesi perawat di Indonesia mulai memperjuangkan terbetuknya UU Keperawatan. Berbagai peristiwa penting terjadi dalam usaha mensukseskan UU Keperawatan ini. Pada tahun 1992 disahkanlah UU Kesehatan yang di dalamnya mengakui bahwa keperawatan merupakan profesi ( UU Kesehatan No.23, 1992. Peristiwa ini penting artinya, karena sebelumnya pengakuan bahwa keperawatan merupakan profesi hanya tertuang dalam Peraturan Pemerintah ( PP No.32, 1966). Dan usulan UU Keperawatan baru disahkan menjadi Rancangan Undang-uandang ( RUU) Keperawatan pada tahun 2004.
Perlu kita ketahui bahwa untuk membuat suatu undang-undang dapat ditempuh dengan dua cara yakni melalui Pemerintah (UUD 1945 Pasal 5 ayat 1) dan melalui DPR (Badan Legislatif Negara). Selama hampir 20 tahun ini PPNI memperjuangkan RUU Keperawatan melalui Pemerintah, dalam hal ini Depkes RI. Dana yang dikeluarkan pun tidak sedikit. Tapi kenyataannya hingga saat ini RUU keperawatan berada pada urutan 250-an pada Program Legislasi Nasional (Prolegnas), yang pada tahun 2007
Tentunya, pengetahuan masyarakat akan pentingnya UU Keperawatan mutlak diperlukan. Hal ini terkait status DPR yang merupakan lembaga perwakilan rakyat, sehingga pembahasan-pembahasan yang dilakukan merupakan masalah yang sedang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu, pencerdasan kepada masyarakat akan pentingnya UU Keperawatn harus dilakukan agar masyarakat merasa butuh dan usulan UU Keperawatan pun masuk dalam agenda DPR RI.
Pentingnya Keikutsertaan Mahasiswa
Perlu kita cermati bahwa aksi nasional yang akan dilakukan bukan sekedar aksi yang mengatasnamakan perawat saja, tetapi juga nama baik profesi keperawatan keseluruhan. Keberhasilan pelaksanaan aksi tidak hanya menjadi presiden yang baik untuk profesi ini tetapi juga memperlancar terbentuknya UU Keperawatan, demikian pula sebaliknya.
Belajar dari pengalaman tahun lalu, saat memperingati Hari Keperawatan Sedunia di mana mahasiswa berjalan sendiri dengan aksi demonstrasinya di HI dan PPNI sibuk dengan konferensi pers-nya padahal kenyataannya dua kegiatan tersebut memiliki tujuan yang sama yakni Pencerdasan public tentan UU Keperawatan, yang berujung pada kurang ter-(blow up)-nya isu ke masyarakat, dapat menjadi pelajaran untuk kita semua bahwa pentingnya kesatuan gerak seluruh elemen keperawatan dalam mensukseskan UU Keperawatan. Mahasiswa keperawatan dengan kuantitas massa dan intelektualitasnya yang besar dapat menjadi salah satu kekuatan utama dalam pelaksanaan aksi nasional ini. Dan mengingat bahwa aksi ini merupakan awal perjuangan baru dalam mensukseskan UU Keperawatan, peranan mahasiswa sebagai
ILMIKI dalam mengawal pengesahan RUU KeperawatanBerdasarkan hasil laporan komisi A dalam sidang tahunan ILMIKI di Palembang menyatakan bahwa
"Dan merujuk pada amanah kongres IV ILMIKI tentang rekomendasi kepada kepengurusan ILMIKI 2007-2009 pada poin 1 tentang legislasi keperawatan menuju keperawatan profesional terkait dengan rancangan Undang-Undang Keperawatan, maka komisi A sidang tahunan IV ILMIKI menganggap perlunya diadakan pengawalan RUU keperawatan di tiap institusi yang akan dilanjutkan dengan pengkajian nasional yang nantinya akan menghasilkan rekomendsi-rekomendasi selanjutnya difollow up, hal ini terkait dengan fungsi mahasiswa sebagai sosial kontrol.
Maka, ILMIKI memiliki peran dan tanggung jawab dalam mengawal pengesahan RUU Keperawatan di Indonesia, selain itu, upaya mengawal pengawalan terhadap RUU keperawatan tersebut akan mampu memperkuat pemahaman dan menyatukan suara mahasiswa Ilmu Keperawatan se-Indonesia tentang Undang-undang Keperawatan Indonesia, menetapkan langkah-langkah dalam membantu disahkannya Undang-undang Keperawatan, memberikan rekomendasi Undang-undang Keperawatan Indonesia
Langkah konkrit ILMIKI dalam pengkawalan RUU keperawatan antara lain adalah:
Koordinasi ANSI nasional mahasiswa keperawatan tanggal 12 Mei 2007 dan press Bersuara dalam rakernas PPNI, 25 -27 Maret 2008
Koordinasi aksi nasional mahasiswa keperawatan tanggal 12 Mei 2008
Audiensi dengan komisi 9 DPR RI, 12 Mei 2008
Gabung dalam tim gerakan nasional sukseskan UU keperawatan sampai Semarang
Bersuara dalam Workshop Nasional PPNI 30 Juli 2008 tentang amandemen draft 20 UU Keperawatan
Diskusi Publik Nasional Mahasiswa Keperawatan tanggal 22 November 2008 tentang UU Keperawatan, pengetahuan masyarakat akan pentingnya UU Keperawatan mutlak diperlukan.
Selasa, November 25, 2008
ILMIKI BELAJAR BEREFORMASI
Suplemen Kader ILMIKI
Bismillahirrahmanirrahiim……..
Oleh ARIESTA MILANTI
Dirjen Kastrat ILMIKI periode 2005 – 2007 ( FIK UI 2003 )
Sebuah alur perkembangan yang alami ketika manusia belajar dengan mengenali hal yang konkret dan kemudian dilanjutkan dengan mengekstraksi hal abstrak. Tampaknya alur ini berjalan terbalik pada periode awal kehidupan kita sebagai perawat, setidaknya dalam masa pemberlakuan kurikulum akademik dan profesi terpisah. Kita harus terlebih dahulu lihai bergerak dalam “dunia di atas kertas”, dengan segala teori, kasus riil yang dijadikan fiktif dan perangkat akademik lainnya. Tanpa sadar, dalam organisasi nasional seperti ILMIKI pun kita masih banyak bermain di atas kertas dengan sejumlah kebijakan dan program internal ataupun kebijakan dan isu eksternal yang berusaha kita kelola. Walau bagaimanapun, inilah jembatan kita untuk menuju dunia yang sesungguhnya (the real nursing). Tempat kita belajar berpikir besar dan berkarya besar. Keperawatan yang maju akan menjadi niscaya jika pemikiran dan kerja besar perawatnya telah mulai tertuang sejak menjadi mahasiswa.
Reformasi Konstitusi
Salah satu pemikiran besar yang telah dihasilkan pada awal periode keempat ILMIKI adalah mengenai sistem kepemimpinan sekretaris-jenderal. Dalam ilmu politik, hal ini dikenal dengan sistem demokrasi konsosiesional. Ini merupakan moderasi dari sistem demokrasi sentripetal yang memiliki kultur politik homogen dengan sistem demokrasi sentrifugal yang memiliki kultur politik terfragmentasi. Sistem konsosiesional (dikenal juga dengan istilah “konsosional”) mempunyai konstituen yang bersifat heterogen sehingga terdapat heterogenitas budaya politik pula. Salah satu karakteristik sistem konsosiesional adalah pemimpin tidak mengatur secara mutlak institusi konstituennya dalam menyelenggarakan upaya bersama. Oleh karena itu, penyelenggaraan upaya bersama dalam organisasi konsosiesional bukanlah merupakan hasil “koalisi besar/grand coalition” melainkan suatu hasil partisipasi universal dari konstituen organisasi. Karakteristik penting lainnya dari sistem konsosiesional adalah adanya keterwakilan yang sama dari setiap konstituen organisasi. Equal representation (“paridad”) ini adalah suatu falsafah penting yang mendasari perubahan sistem kepemimpinan ILMIKI.
Sekarang mari kita pahami bersama bahasa manuskrip politik di atas dalam konteks ILMIKI. Tinjauan teoritis tersebut dapat menjadi salah satu landasan ilmiah reformasi konstitusi yang telah disepakati dalam Kongres IV ILMIKI lalu. Sekurang-kurangnya terdapat tiga butir penting yang harus dicermati terkait perubahan konstitusi dalam sistem kepemimpinan di ILMIKI.
ILMIKI berbentuk ikatan yang menghimpun lembaga kemahasiswaan S1 Keperawatan seluruh Indonesia (AD ILMIKI bab 1 pasal 4 ). Masing-masing lembaga mahasiswa anggota ILMIKI tentunya memiliki keragaman karakter baik yang menyangkut struktur, kultur, ketertarikan maupun potensi. Konsep kepemimpinan ketua akan menjadi terlalu sempit untuk merangkul entitas yang heterogen dan kompleks ini. Keragaman ini yang seharusnya dapat diakomodasi oleh keterwakilan yang setara dalam sistem konsosiesional.
Sistem konsosiesional bersifat partisipatif. Laju pergerakan ILMIKI merupakan hasil partisipasi dari kekuatan pluralistik yang dimiliki lembaga anggotanya. Oleh karena itu, harus diciptakan pula mekanisme yang jelas dalam mengatur partisipasi anggota. Kekuatan sentral ILMIKI ada dalam penyatuan kekuatan yang ada pada lembaga anggota.
Konsolidasi kekuatan anggota ILMIKI dalam suatu program bersama tidak dihasilkan melalui komando pimpinan, melainkan melalui koordinasi efektif. Komando bersifat mutlak, dan hal ini tidak berlaku dalam hubungan sekretaris-jenderal sebagai pimpinan dan institusi anggota organisasi. Lain halnya dengan koordinasi yang memungkinkan negosiasi atau kompromi sehingga ILMIKI maupun HIMA dapat saling mengakomodasi kebutuhan atau keinginannya.
Poin-poin formal dalam paragraf di atas dapat direfleksikan ke dalam sistem PBB untuk mempermudah penerjemahan ke dalam aktivitas kelembagaan ILMIKI. Terlepas dari misi promordial “pemerintahan satu bumi”-nya, PBB tetap menjadi acuan paling ideal untuk melihat berjalannya kinerja global untuk negara anggota dan masyarakat internasional. PBB dapat dijadikan analogi ILMIKI sementara negara anggotanya adalah HIMA.
PBB adalah analogi PHN ILMIKI.
Sebagai suatu organisasi bertaraf global, PBB memiliki cakupan struktur, mandat dan sarana aksi yang sangat luas dengan sekretaris-jenderal yang mengepalai koordinasinya. Untuk itu, PBB membuat sistem yang kerja organisasi yang disempurnakan secara berkelanjutan.Sistem ini harus mampu mengakomodasi kebutuhan negara-negara anggotanya baik pada tataran pedoman kebijakan yang bersifat normatif ataupun kebutuhan pengembangan yang sifatnya analitis dan operasional.
Contoh sederhananya dalam KLB flu burung di Indonesia yang dilaporkan oleh WHO residensi Indonesia. Sekjen bersama (Chief Executives Board) mengkoordinasikan jaringan SDM PBB di New York untuk menyusun pedoman dalam menghadapi situasi pandemik dan panduan kesiagaan. Panduan yang telah disusun di pusat ini kemudian didistribusikan ke negara anggota yang bersangkutan yaitu Indonesia. Selain itu, dibentuklah badan yang menangani masalah flu burung yang bekerja menyusun agenda penanganan flu burung global, menggalang komitmen politis penanggulangannya, meneliti tren perkembangan pandemi untuk mendukung advokasi dan pembentukan kebijakan di tingkat nasional, memonitor perkembangan kasus, melibatkan masyarakat sipil untuk menurunkan risiko penyebaran flu burung serta memobilisasi sumber daya untuk menangani pandemi.
Badan khusus yang sejenis dengan WHO dalam ILMIKI adalah Dirjen Kajian Strategis, Pendidikan dan Penelitian serta Sosial Masyarakat. Sedangkan Dirjen Keuangan, PSDM dan Infokom termasuk departemen yang ada dalam sekretariat (analogi PBB) karena berurusan dengan manajemen internal kelembagaan. Jika dirjen keuangan tidak hanya menggalang dana untuk ILMIKI tetapi juga menyediakan dukungan finansial bagi anggota barulah dapat diibaratkan sebagai International Monetary Fund(mungkin 20 tahun ke depan ada peluang untuk itu, who knows? Selama untuk kemaslahatan ummat.
Dalam kerangka organisasi konsosiesional, dirjen Kastrat serta Diklit merupakan jaringan kajian nasional hanya saja memiliki area isu yang berbeda. Kerja Kastrat lebih ditekankan pada advokasi kebijakan isu yang telah ditetapkan di Kongres yaitu legislasi keperawatan dan globalisasi perawat (mohon koreksi jika ada ketidaksesuaian). Sifat kerja utamanya adalah normatif/analisis. Kerja operasional dapat dilakukan sesuai perencanaan yang dibuat Dirjen, misalnya audiensi dengan Komisi IX DPR RI, sosialisasi kebijakan bagi mahasiswa, dll. Sementara Diklit memegang amanah substantif penataan lahan praktik serta standardisasi pendidikan keperawatan. Upaya yang dilakukan pada dasarnya adalah untuk mendorong “drafting and implementation” standar pendidikan, pada lapangan akademik dan klinik (atau langsung keduanya, jika kurikulum terintegrasi sudah diberlakukan). Selain itu, Diklit juga berperan sebagai semacam institut riset yang dapat memicu dan mempublikasikan riset mahasiswa keperawatan (bersama infokom). Badan khusus seperti Dirjen Sosma lebih menekankan pada kerja operasional yaitu mobilisasi sumber daya baik SDM, finansial maupun teknis sebagai respons terhadap bencana.
Koordinasi terhadap dirjen-dirjen tersebut dilakukan oleh Sekjen beserta wakilnya. Dirjen juga dapat berkoordinasi dengan badan sejenis di tingkat HIMA terutama terkait kerja operasional. Upaya yang sifatnya analisis juga dapat dimulai di tingkat HIMA dan diakumulasikan di tataran nasional oleh Dirjen. Untuk itu, koordinasi dan komunikasi dengan lembaga anggota dalam kesejajaran hierarki harus terus dijaga. Pengembangan profesi yang lebih terfokus yaitu dalam hal keilmuan keperawatan juga diharapkan dapat diinisiasi di ILMIKI.
Penjabaran di atas hanyalah telaah komparatif terhadap sistem organisasi yang lebih maju untuk mengimbangi perubahan yang dituntut dari ILMIKI. Sedangkan kemajuan yang nyata dihasilkan oleh ILMIKI akan tercapai melalui gerak yang cerdas. Untuk itulah, setelah kita mengintip langit-langit sistem konsosiesional global PBB sekarang yang harus dilakukan adalah menjejakkan kaki kembali ke bumi dan mengenakan jati diri mahasiswa. Dialog pemikiran tak pernah boleh berhenti. Pemikiran tak boleh berhenti hanya pada kertas atau udara. Saat bekerjalah yang paling membutuhkan semangat dan kekuatan, karenanya inilah yang sulit tapi bukannya tidak mungkin menjadi mudah jika hati terjaga ikhlas. FIGHT!!!
LKMM Nasional ILMIKI 2008
LKMM Nasional
(Latihan Kepemimpinan Manegerial Mahasiswa Nasional)
Tema Kegiatan : Membentuk Pemimpin Visioner, Loyal, Mandiri dan Kompetitif
Tanggal : 19-23 November 2008
Tempat : Lantai 2 Gedung TDC (Tropical Disease Center) Kampus C Universitas Airlangga
Penginapan : Asrama putra-putri Kampus C Mulyorejo Universitas Airlangga
Subhanallah... satu kata yang mewakili segalanya... kesan,, apa yang ku dapatkan.. dalam LKMM Nasional ILMIKI... buanyak sekali pelajaran, ilmu yang ku dapatkan... pokoknya... SUBHANALLAH!!!! ALHAMDULILLAH!!!! ^-^,
Minggu, November 16, 2008
Flash Back, ah...
Angriana... itulah nama lengkapku.. (akrabnya disapa "aNa") banyak yang bertanya,
kenapa namaku singkat.. hanya 8 huruf.. yah,, maumi di apa,kodong?? kan, mama dan bapak yang pilihkan nama itu... dan itu harus ku syukuri... menurutku, nama bukanlah prioritas.. bukan nama yang penting tapi bakat dan motivasi yang ada dalam diri kitalah yang penting! Benar, nda?? saya bukan manusia yang selalu sempurna.. saya punya banyak salah, khilaf dan kekurangan.. saya berjalan di muka bumi ini, untuk menjalankan sebuah misi besar yang langsung diberikan oleh Allah SWT... setiap orang pasti ingin mengukir sejarah hidupnya masing-masing.. begitu pula dengan saya... "tidak ada yang abadi dari diri seseorang kecuali KISAHnya..."
Saya terlahir di sebuah RS Umum di kota Kendari... tapi, aslinya keluarga saya adalah suku bugis _ Pinrang... kota yang selalu kurindukan... kota yang di sana terdapat banyak kenangan yang indah dan mengharukan...
Saya dibesarkan di kota Kendari.. kota yang juga meninggalkan kisah-kisah indah dan mengharukan... teman-teman kecil yang kurindukan... semoga satu saat nanti bisa bertemu dengan mereka lagi...
Setelah 10 tahun berdomsilih di kota kendari tercinta,, pada saat akan melangkah ke bangku SMP,, saya dan keluarga pindah ke kota Palu.. setahun berada di sana, cukup banyak pengalaman yang kudapatkan.. teman-teman yang baik hati dan kompak abiz!!
Yah, setelah setahun di palu, saya kemudan pindah ke kota Pinrang.. di sana juga nayak taman-teman yang walaupun sedikit berbeda tapi,, tetap nuansa kekeluargaannya sangat kental.. kompak abiz,deh!
Saai ini... di Makassar city... kota yang panas, penuh hiruk-pikuk, dan kesibukan di sana-sini, mulai dari yang terlantar di pinggir jalan (pengemis yang minta-minta uang, anak-anak yang harus ikut mengemis..) menjadi pemandangan sehari-hariku... itu baru satu realita.. di sudut yang lain,, ku lihat dengan jelas rekan-rekan mahasiswa yang dengan bangganya memamerkan harta yang bukan diperoleh dari kerja keras mereka, melainkan diperoleh dari orang tua mereka, kebiasaan hidup yang hedonis.. suka bersenang-senang.. sekuler.. mahasiswa yang acuh tak acuh akan kuliah.. hingga yang seluruh waktunya hanya untuk belajar dan belajar... tanpa bersosialisasi atau berorganisasi... ada juga yang hanya disibukkan oleh urusan organisasinya, sampai-sampai kuliahnya diterlantarkan.. naudzubillah! tapi,, ada juga satu sosok yang ku kagumi... kepribadian yang dewasa.. mereka adalah mahasiswa-mahasiswa yang :
- prestasi hebat
- aksi kuat
- ibadah taat...
so cool,kan??? kamu mau jadi yang mana, hayoo???
I've Learned...
when it’s been cloudy,
but don’t forget your
hours in the sun.
Forget about the times
you’ve been defeated,
but don’t forget the
victories you’ve won.
Forget about the mistakes
that you can’t change now,
but don’t forget the lessons.
Forget about the misfortunes
you’ve encountered,
but don’t forget the
times your luck has turned.
Forget about the days
when you’ve been lonely,
but don’t forget the friendly
smiles you’ve seen…
Forget about the plans
that didn’t seem
to work out right,
but don’t forget to
always have a dream.”
Winner VS Looser
The Winner says,”It may be difficult but it is possible”
The Loser says ,”It may be possible but it is too difficult”
When a Winner make a mistake, he says ,”I was wrong”
When a Loser make a mistake, he says ,”It wasn’t my fault”
The Winner is always part of the answer
The Loser is always part of the problem
Winner chooses what they say
Loser say what they chooses
The Winner sees an answer for every problem
The Loser sees a problem for every answer
Winner sees the gain
Loser sees the pain
The Winner says ,”Let me do it for you”
The Loser says ,”That’s not my job”
Winners believe in win win
Loser believe win for them and someone has to lose
A winner makes commitments
A Loser makes promises
Winner sees the potential
Loser sees the past
Loser wait it happen
A winner creates vision
A Loser creates imagination
A winner says “I am doing it”
A Loser says “I’ll do it”
Which are you ?
Bicaralah Dengan Bahasa Hati
Tak ada musuh yang tak dapat ditaklukkan oleh cinta.
Tak ada penyakit yang tak dapat disembuhkan oleh kasih sayang.
Tak ada permusuhan yang tak dapat dimaafkan oleh ketulusan.
Tak ada kesulitan yang tak dapat dipecahkan oleh ketekunan.
Tak ada batu keras yang tak dapat dipecahkan oleh kesabaran.
Semua itu haruslah berasal dari hati anda.
Bicaralah dengan bahasa hati, maka akan sampai ke hati pula.
Kesuksesan bukan semata-mata betapa keras otot dan betapa tajam otak anda, namun juga betapa lembut hati anda dalam menjalani segala sesuatunya.
Anda tak kan dapat menghentikan tangis seorang bayi hanya dengan
merengkuhnya dalam lengan yang kuat. Atau, membujuknya dengan berbagai
gula-gula dan kata-kata manis. Anda harus mendekapnya hingga ia merasakan detak jantung yang tenang jauh di dalam dada anda.
Mulailah dengan melembutkan hati sebelum memberikannya pada keberhasilan anda
"Bahagia, Ada Pada Jiwa yang Bersyukur.."
Apakah anda pernah membayangkan menulis buku bukan dengan tangan, kaki atau anggota tubuh lainnya? Bayangkan kalau anda menulis dengan kelopak mata kiri? Jika Anda mengatakan itu hal yang mustahil untuk dilakukan, Anda tentu belum mengenal orang yang bernama Jean- Dominique Bauby. Seorang pemimpin redaksi majalah Elle, Begini cara Jean menulis buku. Mereka (keluarga, perawat, teman- temannya) menunjukkan huruf demi huruf dan si Jean akan berkedip apabila huruf yang ditunjukkan adalah yang dipilihnya. “Bukan main,” kata Anda. Ya, itu juga reaksi semua yang membaca kisahnya. Buat kita, kegiatan menulis mungkin sepele dan menjadi hal yang biasa. Namun, kalau kita disuruh “menulis” dengan cara si Jean, barang kali kita harus menangis dulu berhari-hari dan bukan buku yang jadi, tapi mungkin meminta ampun untuk tidak disuruh melakukan apa yang dilakukan Jean dalam pembuatan bukunya. Tahun 1996 ia meninggal dalam usia 45 tahun setelah menyelesaikan memoarnya yang ditulisnya secara sangat istimewa. Judulnya, “Le Scaphandre” et le Papillon (The Bubble and the Butterfly). Jean adalah contoh orang yang tidak menyerah pada nasib yang digariskan untuknya. Dia tetap hidup dalam kelumpuhan dan tetap berpikir jernih untuk bisa menjadi seseorang yang berguna, walaupun untuk menelan ludah pun, dia tidak mampu, karena seluruh otot dan saraf di tubuhnya lumpuh. Tetapi yang patut kita teladani adalah bagaimana dia menyikapi situasi hidup yang dialaminya dengan baik dan tetap menjadi seorang manusia (bahasa Sansekerta yang berarti pikiran yang terkendali), bahkan bersedia berperan langsung dalam film yang mengisahkan dirinya. Jean, tetap hidup dengan bahagia dan optimistis, dengan kondisinya yang seperti sosok mayat bernapas. Sedangkan kita yang hidup tanpa punya problem seberat Jean, sering menjadi manusia yang selalu mengeluh..! Coba ingat-ingat apa yang kita lakukan. Ketika mendapat cuaca hujan, biasanya menggerutu. Sebaliknya, mendapat cuaca panas juga menggerutu. Punya anak banyak mengeluh, tidak punya anak juga mengeluh. Carl Jung, pernah menulis demikian: “Bagian yang paling menakutkan dan sekaligus menyulitkan adalah menerima diri sendiri secara utuh, dan hal yang paling sulit dibuka adalah pikiran yang tertutup!” Maka, betapapun kacaunya keadaan kita saat ini, bagi yang sedang stres berat, yang sedang berkelahi baik dengan diri sendiri maupun melawan orang lain, atau anggota keluarga yang sedang tidak bahagia karena kebutuhan hidupnya tidak terpenuhi, yang baru mendapat musibah kecelakaan atau bencana, bagi yang sedang di-PHK, ingatlah kita masih bisa menelan ludah, masih bisa makan dan menggerakkan anggota tubuh lainnya. Maka bersyukurlah, dan berbahagialah…! Jangan menjadi pengeluh, penggerutu, penuntut abadi, tapi bijaksanalah untuk bisa selalu think and thank (berpikir, kemudian berterima kasih/ bersyukurl). Dalam artikel yang berjudul Kegagalan & Kesuksesan Hasil Konsekuensi Pikiran ( SPM 26 Februari 2005) dituliskan, seseorang yang sadar sepenuhnya, dia datang ke dunia ini hanya dibekali sebuah nyawa (jiwa). Nah, nyawa itu harus dirawat dengan menjalani kehidupan Untuk itu, Anda bisa mendengarkan intuisi sendiri sehingga bertindak sesuai nurani dan menghasilkan apa yang Anda inginkan dalam hidup. Hadapi hidup dengan tabah karena orang-orang beruntung bukan tidak pernah gagal. Bukan tidak pernah ditolak, juga bukan tidak pernah kecewa. Justru banyak orang yang sukses itu sebetulnya orang yang telah banyak mengalami kegagalan. Berpikirlah positif, Anda akan menjadi orang yang beruntung. Banyak cerita tentang keberuntungan berasal dari kejadian-kejadian yang tidak menguntungkan. Misalnya, kehilangan pekerjaan memunculkan ide besar untuk mulai bisnis sendiri dan menjadi majikan. Ditolak pun bisa mendatangkan kesuksesan. Tetapi, untuk mendapatkan
majalah kebanggaan Prancis yang digandrungi wanita seluruh dunia. style="color: rgb(255, 255, 255);">Betapa mengagumkan semangat hidup dan tekad maupun kemauannya untuk menulis dan membagikan kisah hidupnya yang begitu luar biasa. Ia meninggal tiga hari setelah bukunya diterbitkan. Setelah tahu apa yang dialami si Jean dalam menempuh hidup ini, Anda pasti akan berpikir, “Berapa pun problem dan beban hidup kita semua, hampir tidak ada artinya dibandingkan dengan si Jean!”
Tahun 1995, ia terkena stroke yang menyebabkan seluruh tubuhnya lumpuh. Ia mengalami apa yang disebut locked-in syndrome, kelumpuhan total yang disebutnya “Seperti pikiran di dalam botol”. Memang ia masih dapat berpikir jernih tetapi sama sekali tidak bisa berbicara maupun bergerak. Satu-satunya otot yang masih dapat diperintahnya adalah kelopak mata kirinya. Jadi itulah cara dia berkomunikasi dengan para perawat, dokter rumah sakit, keluarga dan temannya.
secara bertanggung jawab. Dengan nyawa ini pulalah, seseorang harus hidup bahagia, di manapun dia berada, dan dalam kondisi apapun, dia harus bisa bahagia. Kunci kebahagiaan adalah bersyukur! Mensyukuri apa yang kita dapat itu penting, termasuk sebuah nyawa agar kita bisa hidup di alam ini. Dan kebahagiaan bisa dibuat, dengan tidak meminta (menuntut) apapun pada orang lain, tetapi memberikan apa yang bisa diberikan kepada orang lain agar mereka bahagia. Jadilah seseorang yang merasa ada gunanya untuk kehidupan ini.
keberuntungan diperlukan usaha. Dan mulailah sekarang juga untuk berusaha!
Kekuatan Pikiran Bawah Sadar
– Andrew Ho –
Manusia memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menciptakan
mahakarya. Kekuatan terbesar dalam diri manusia itu terdapat pada
pikiran. Tetapi kita jarang membuktikan kekuatan pikiran tersebut,
sebab kita sering terjebak dalam zona nyaman atau kebiasaan tertentu.
Sehingga selamanya tidak dapat mencari kemungkinan yang lebih baik
atau perubahan nasib yang berarti.
Oleh karena itu milikilah target yang lebih tinggi untuk merangsang
kekuatan dalam pikiran tersebut. Sebab target atau sasaran baru yang
dipikirkan itu akan menggerakkan
diri kita untuk melaksanakan
tindakan. Apalagi jika diyakini target tersebut bakal tercapai, maka
diri kita akan lebih siap menghadapi tantangan yang ada.
Setelah tindakan-tindakan baru yang lebih konstruktif dikerjakan
hingga berulang-ulang, maka tanpa disadari kita sudah banyak
melakukan hal-hal penting hinga kita tiba di zona baru, dimana kita
berhasil mencapai target yang didambakan.
Itulah mengapa dikatakan
bahwa manusia mempunyai potensi yang sangat besar dalam pikiran bawah
sadar. Kekuatan pikiran bawah sadar itu dapat dibangkitkan melalui 2
cara, yaitu: autosuggestion dan visualization.
Keinginan-keinginan kita merupakan informasi penting untuk pikiran
bawah sadar. Sebab keinginan yang terekam kuat dalam pikiran bawah
sadar sangat besar dapat menjadi daya dorong yang akan menggerakkan
diri kita untuk berbuat sesuatu yang luar biasa. Keinginan yang
sangat besar dan terekam dalam pikiran bawah sadar itulah yang
dinamakan autosuggestion.
Autosuggestion seharusnya dilakukan dengan penuh rasa percaya,
melibatkan emosi dalam diri, dilakukan penuh konsentrasi terhadap
obyek yang positif, dan berulang-ulang. Selanjutnya, pikiran bawah
sadar inilah yang akan mendikte gerak-gerik tubuh kita. Kekuatan yang
ditimbulkan oleh pikiran bawah sadar itu sangat dahsyat entah
digunakan untuk melakukan perbuatan buruk atau baik. Kadangkala niat
untuk melakukan sesuatu secara otomatis muncul dari pikiran bawah
sadar.
Autosuggestion akan mengetuk kesadaran (heartknock). Karena dilakukan
berulang-ulang dan rutin, suatu ketika kata-kata tersebut akan
menembus pikiran bawah sadar. Lalu pikiran bawah sadar itupun memompa
semangat. Energi itu dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan impian hidup
kita.
Mungkin kegiatan autosuggestion ini akan dianggap aneh oleh orang
lain. Tetapi itulah salah satu cara untuk mengubah diri dari dalam.
Biasakan mendengar pola pikir positif dan melakukan kebiasaan-
kebiasaan yang konstruktif. Jadi jangan ragu untuk melakukan budaya-
budaya yang potensial, menumbuhkan optimisme dan kreatifitas.
petunjuk dalam melakukan autosuggestion, yaitu;
- Positive : pada saat melakukan autosuggestion, pikirkan hal-hal
yang positif saja.
- Powerful : lakukan dengan penuh keyakinan sebab dapat memberikan
kekuatan untuk berbuat sesuatu yang luar biasa.
- Precise : keinginan yang hendak dicapai harus sudah dapat
dideskripsikan, karena pikiran bawah sadar hanya bisa menyusun
berdasarkan kategori.
- Present Tense: dalam bentuk keinginan saat ini, bukan keinginan di
masa lalu atau akan datang.
- Personal : lakukan perubahan positif terhadap diri sendiri terlebih
dahulu.Bila kita menginginkan sesuatu maka pikiran bawah sadar akan
menggambarkan apa yang didambakan itu. Dengan cara memvisualisasikan
impian terlebih dahulu, terciptalah banyak sekali karya-karya
spektakuler di dunia ini. Marcus Aurelius Antonius, seorang kaisar
Romawi jaman dahulu mengatakan, “A man’s life is what his thought
make of it - Kehidupan manusia ialah bagaimana mereka memikirkannya.”
Sesuatu yang selalu divisualisasikan manusia akan mudah terekam dalam
pikiran bawah sadar. Lalu muncul kekuatan pikiran tersebut, yang
berperan sebagai penghubung antara jiwa dengan tubuh. Sehingga
tubuhpun bereaksi dengan mengerahkan seluruh potensi yang sebelumnya
tidak pernah digunakan, dalam bentuk kreatifitas atau tindakan.
Memvisualisasikan impian memungkinkan seluruh impian tercapai oleh
pikiran bawah sadar.
Tuhan Yang Maha Esa menganugerahkan potensi yang sama besar kepada
manusia. Tidak ada ruginya membayangkan betapa berpotensinya diri
kita untuk mencapai impian-impian. Berikut ini beberapa langkah dalam
memvisualisasikan impian, yaitu: mendefinisikan impian
Mendefinisikan impian artinya memberikan batasan atau standar akan
impian yang hendak dicapai. Kemudian, gambarkanlah semua impian
seolah-olah Anda sudah sepatutnya meraih impian tersebut. Meskipun
tindakan ini terkesan sederhana, tetapi dari gambaran impian itulah
kita akan mencoba berbuat sesuatu untuk melakukan perubahan dan
akhirnya dapat meraih cita-cita.
Menentukan target waktu
Dambakan impian itu terwujud sesuai target yang telah ditentukan,
sebab impian tanpa target waktu hanya akan menjadi mimpi sesaat.
Impian dengan target waktu akan menggerakkan kesadaran untuk tidak
segan-segan melakukan perubahan. Maka mulailah dari sekarang, Be the
best, do the best, and then let God take care the rest – Jadilah yang
terbaik, lakukan yang terbaik, biarlah Tuhan yang menentukan. Potensi
yang kita miliki kelihatannya sangat sayang jika tidak dioptimalkan.
Melakukan berulang-ulang
Melakukan ulangan artinya mengkondisikan diri kita untuk lebih sering
ingat akan impian kita. Jika sering ingat, maka perlahan-lahan impian
itu akan tertanam di alam pikiran bawah sadar. Bila pesan sudah
diterima oleh SCM (sub-conscience mind), maka dia akan menggerakkan
diri kita untuk menciptakan keputusan atau menjadikan kita lebih
kreatif.
Jika impian lebih sering diimajinasikan ternyata dapat
melipatgandakan kekuatan dari pikiran bawah sadar. Imajinasi yang
diulang-ulang ini akan secara tidak langsung merangsang ilusi akan
kenyataan yang luar biasa tentang potensi kita sebagai umat manusia.
Sehingga diri kita akan berusaha keras mencapai impian yang
divisualisasikan. Begitulah seterusnya kekuatan pikiran bawah sadar
bekerja dan dibangkitkan, hingga perubahan besar terjadi dalam diri
kita pada suatu waktu.
Si Tukang Kayu dan Rumahnya... ( Cerita Motivasi)
Seorang tukang kayu tua bermaksud pensiun dari pekerjaannya di sebuah Pemilik perusahaan merasa sedih kehilangan salah seorang pekerja terbaiknya. Tukang kayu mengangguk menyetujui permohonan pribadi pemilik perusahaan itu. Ketika pemilik perusahaan itu datang melihat rumah yang dimintanya, ia Betapa terkejutnya si tukang kayu. Betapa malu dan menyesalnya. Seandainya Itulah yang terjadi pada kehidupan kita. Kadangkala, banyak dari kita yang Renungkan bahwa kita adalah si tukang kayu. Renungkan rumah yang sedang kita Pojok Renungan:
perusahaan konstruksi real estate. Ia menyampaikan keinginannya tersebut
pada pemilik perusahaan. Tentu saja, karena tak bekerja, ia akan kehilangan
penghasilan bulanannya, tetapi keputusan itu sudah bulat. Ia merasa lelah.
Ia ingin beristirahat dan menikmati sisa hari tuanya dengan penuh kedamaian
bersama istri dan keluarganya.
Ia lalu memohon pada tukang kayu tersebut untuk membuatkan sebuah rumah
untuk dirinya.
Tapi, sebenarnya ia merasa terpaksa. Ia ingin segera berhenti. Hatinya tidak
sepenuhnya dicurahkan. Dengan ogah-ogahan ia mengerjakan proyek itu. Ia cuma
menggunakan bahan-bahan sekedarnya. Akhirnya selesailah rumah yang diminta.
Hasilnya bukanlah sebuah rumah baik. Sungguh sayang ia harus mengakhiri
kariernya dengan prestasi yang tidak begitu mengagumkan.
menyerahkan sebuah kunci rumah pada si tukang kayu. “Ini adalah rumahmu, ”
katanya, “hadiah dari kami.”
saja ia mengetahui bahwa ia sesungguhnya mengerjakan rumah untuk dirinya
sendiri, ia tentu akan mengerjakannya dengan cara yang lain sama sekali.
Kini ia harus tinggal di sebuah rumah yang tak terlalu bagus hasil karyanya
sendiri.
membangun kehidupan dengan cara yang membingungkan. Lebih memilih berusaha
ala kadarnya ketimbang mengupayakan yang baik. Bahkan, pada bagian-bagian
terpenting dalam hidup kita tidak memberikan yang terbaik. Pada akhir
perjalanan kita terkejut saat melihat apa yang telah kita lakukan dan
menemukan diri kita hidup di dalam sebuah rumah yang kita ciptakan sendiri.
Seandainya kita menyadarinya sejak semula kita akan menjalani hidup ini
dengan cara yang jauh berbeda.
bangun. Setiap hari kita memukul paku, memasang papan, mendirikan dinding
dan atap. Mari kita selesaikan rumah kita dengan sebaik-baiknya seolah-olah
hanya mengerjakannya sekali saja dalam seumur hidup. Biarpun kita hanya
hidup satu hari, maka dalam satu hari itu kita pantas untuk hidup penuh
keagungan dan kejayaan. Apa yang bisa diterangkan lebih jelas lagi. Hidup
kita esok adalah akibat sikap dan pilihan yang kita perbuat hari ini. Hari
perhitungan adalah milik Tuhan, bukan kita, karenanya pastikan kita pun akan
masuk dalam barisan kemenangan.
“Hidup adalah proyek yang kau kerjakan sendiri”. (Adapted from The Builder -
Cecilia Attal)
Senin, November 03, 2008
What I've Learned
apa yang saya anggap terbaik, bukan tentu yang terbaik darinya.
Dan sebaliknya, yang terbaik darinya belum tentu kita senangi.
Teruslah bersyukur kepadanya atas semua nikmat dan karunianya.
Manusia hanya dapat terus berdoa dan berusaha untuk mendapat yang terbaik dari-nya
Saya belajar
seberat apa pun cobaan yang diberikan olehnya,
Pada akhirnya akan membuat kita menjadi manusia yang lebih bertanggung jawab dan berguna.
Syukurilah seluruh anugerahnya dengan hati ikhlas dan tulus.
Everything happens, happens 4 a reasons.
Saya belajar
bahwa kedewasaan itu lebih berkaitan dengan berapa banyak pengalaman
yang kita miliki dan apa yang kita pelajari dari pengalaman tersebut,
dan kurang berkaitan dengan telah berapa tahun usia kita.
Saya belajar
walaupun kita berpikir tidak ada lagi yang dapat kita berikan dan lakukan,
Ketika seorang teman kesusahan dan membutuhkan kita,
Kita akan selalu menemukan kekuatan dan jalan untuk terus menolong.
Saya belajar
Jangan membandingkan diri sendiri dan kesusahan kita dengan orang lain.
Saya belajar
bahwa latar belakang & lingkungan mempengaruhi pribadi saya,
Tapi kita tetap bertanggung jawab & menentukan masa depan kita sendiri.
saya belajar
bahwa saya harus bertanggung jawab atas apa yang telah saya lakukan,
tidak peduli bagaimana perasaan kita.
Saya belajar
bahwa saya punya hak untuk marah,
Tetapi itu bukan berarti saya dapat berlaku sesuka hati saya tanpa memikirkan orang lain.
Saya belajar
bahwa saya harus memilih
Apakah menguasai sikap dan emosi
Atau sikap dan emosi itu yang menguasai diri saya...
Saya belajar
bahwa tidaklah penting apa yang saya miliki,
Tapi yang penting adalah
siapa saya ini sebenarnya....
Saya belajar
jangan menilai orang dari penampilannya saja,
Itu bisa menipu.
Bicara dan kenalilah orang tersebut lebih mendalam.
Setiap orang memiliki kelebihan dan kebaikannya masing-masing,
Meskipun tidak ada orang yang sempurna di dunia.
Saya belajar
di saat susah lebih terlihat mana teman sejati dan bukan.
Saya belajar.
bahwa dua manusia dapat melihat sebuah benda yang sama,
Tapi kadang dari sudut pandang yang berbeda....
Saya belajar
bahwa saya tidak dapat merubah orang yg saya sayangi,
tapi semua itu tergantung dari diri mereka sendiri....
Saya belajar
bahwa butuh waktu bertahun-tahun untuk membangun kepercayaan
Dan hanya beberapa saat saja untuk menghancurkannya...
Saya belajar
bahwa tidak masalah berapa buruknya patah hati itu,
dunia tidak pernah berhenti hanya gara-gara kesedihan saya...
Saya belajar
hanya karena 2 orang berbeda pendapat dan tidak terlihat mesra,
Bukan berarti mereka tidak saling menyayangi, mencintai & setia.
Dan hanya karena mereka selalu sependapat dan terlihat mesra,
bukan berarti mereka selalu saling menyayangi,
Mencintai & saling setia.
Saya belajar
bahwa persahabatan sejati senantiasa bertumbuh
Walau dipisahkan oleh jarak yang jauh.
Beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati...
Saya belajar
bahwa jika seseorang tidak menunjukkan perhatian seperti yang saya inginkan,
Bukan berarti bahwa dia tidak menyayangi saya....
Saya belajar
bahwa saya tidak dapat memaksa orang lain menyayangi saya.
Saya hanya dapat menunjukkan & melakukan sesuatu untuk orang yang saya
sayangi...
Selanjutnya terserah mereka.
I've learned...
"life is like a box of chocolate, you'll never know what you'll get"
SEKEDAR NASIHAT UNTUK KAUM HAWA
| |
|